BUKAN METODE TETAPI AKHLAK ATAU ADAB YANG TERPENTING DALAM ILMU PENDIDIKAN

Dunia pendidikan terus mengalami dinamisisasi, pertanyaanya apakah semakin maju atau mundur? Banyak yang mengatakan era modern ini dunia pendidikan semakin maju dengan berbagai macam model dan metode pembelajaran yang ada saat ini. Berbagai penelitian baik itu skripsi, thesis, bahkan desertasi mendewa-dewakan model maupun metode pembelajaran yang dapat menjadikan pendidikan lebih baik. Pertanyaanya apakah dengan metode tersebut bisa menjadikan pendidikan lebih baik? kalau iya, kenapa hasil dari didikan dengan berbagai metode tersebut sekarang banyak perilaku-perilaku yang menggambarkan orang tidak berpendidikan, seperti banyak pelajar minum-minuman keras, tawuran, narkoba, dan sebagainya bahkan yang lebih memprihatinkan adalah kejahatan berdasi yaitu pejabat-pejabat yang korupsi.

Lantas apa yang salah dari model dan metode pembelajaran? Pada dasarnya tidak ada yang salah dari model dan metode pembelajaran tersebut tetapi kita lupa bahwa bukan metodenya tetapi akhlak atau adab dalam ilmu itu sendiri.

lmu dan adab tidaklah dapat dipisahkan, seorang penuntut ilmu harus beradab ketika menerima ilmu dari gurunya, beradab terhadap gurunya, beradab dengan teman-temannya, bahkan beradab terhadap buku yang dia pelajari.

Ibunya Imam malik rahimahumallah, sangat memahami, ketika berkata kepada anaknya yang masih kecil, Imam Malik kecil ketika akan mendatangi gurunya, ulama Madinah saat itu, Rabiah Ar-ra’yi rahimahullah.

Sang Ibu tidak berkata kepada anaknya, belajarlah ilmu banyak-banyak sehingga engkau menjadi ulama. Dengarkan apa yang dikatakan sang ibunda kepada anaknya, “Ambillah adabnya, sebelum engkau mengambil ilmu darinya“.

Adab didahulukan dari ilmu, karena dengan beradab kita meraih ilmu. Hasilnya, tidak tanggung-tanggung…. Imam Malik, siapakah yang tidak tau tentangnya ? Ternyata apa yang dilakukan oleh Ibundanya Imam Malik adalah praktek dari firman Allah taala ketika ingin mengajari Nabi Musa alaihissalam.

Di dalam surat Thaha ayat 11 sampai 14 sangat jelas tentang hal itu, sebelum Allah taala mewahyukan kepada Nabi Musa alaihissalam bahwa Dia Allah yang Tiada Ilah (Tuhan yang berhak disembah) selain Dia.
Allah taala berfirman kepadanya,

فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَ إِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى

“Lepaskan kedua alas kakimu, sesungguhnya engkau sedang berada di lembah suci Tuwa” (QS. Thaha 12).

Sebelum menerima wahyu, Allah taala mengingatkan Nabi Musa alaihissalam akan sebuah adab, melepas alas kaki di lembah suci Thuwa. Inilah adab sebelum menerima ilmu…

Setelah kita mengetahui cerita Nabi Musa alaihissalam, dan juga kisah Imam Malik dan ibunya, Masihkah kita mendewakan metode dengan mengesampingkan adab ilmu itu sendiri? dengan berbagai penelitian yang memanipulasi data agar dianggap metodenya berhasil?

Terima kasih guruku, engkau telah mengajari aku adab yang aku lupa darinya.

Ditulis Oleh : Hudi Hermawan

Sumber : Muslim.or.id