Merdeka Perlu Perjuangan!
Assalamualaikum. wr.wb
Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sahabat, dan pengikutnya yang setia dengan ajaran beliau sampai hari akhir. Teriring doa, semoga mama dan papa senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT dan diberi kemudahan dalam menjalankan aktivitas sehari – hari. aamiiin
Pagi ini 18 Agustus 2017 anak-anak berangkat dengan penuh semangat ke sekolah, seperti biasa aktivitas pagi dimulai dengan melaksanakan sholat dhuha, dzikir pagi dan asmaul husna bersama-sama. Setelah selesai Kepala SD Qu Hanifah, membuka salam dilanjut menyapa kabar dan bertanya mengenai lomba apa saja yang telah diikuti dalam memperingati hari kemerdekaan di tempat tinggalnya masing-masing. anak-anak dengan antusias mengangkat tangan dan menjawab dengan berbagai jawaban yang beragam mulai dari juara 1 makan krupuk, juara III pecah air, juara II pindah kelereng dan lain sebagainya.
Ditengah riuh anak-anak menjawab pertanyaan mengenai lomba, ustad Hudi memberikan pertanyaan kembali, teman-teman sesuai di kaldik hari ini 18 Agustus 2017 kegiatanya adalah merayakan Agustusan. kira-kira apa ya kegiatanya? serempak anak-anak menjawab LOMBAAAA!!!! kemudian ustad Hudi mulai mengajak anak-anak untuk memikirkan bersama arti kemerdekaan yang dimulai dengan cerita jaman perjuangan kemerdekaan. Anak-anak mulai menampakan wajah serius untuk mendengarkan cerita, karena anak-anak sangat suka jika mendengarkan suatu kisah.
karena waktu yang sangat singkat, ustad Hudi memulai dari kisah bahwa kemerdekaan bangsa ini merupakan hasil perjuangan dari para pahlawan dahulu yang rela dengan pengorbananya yang sungguh luar biasa, mulai dari harta benda bahkan sampai nyawa menjadi taruhanya dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, tak sedikit pahlawan yang gugur di medan perjuangan. Pada dasarnya mereka yang gugur membela tanah airnya adalah mati sahid, insyaAllah. Tapi kalau kita mati ngebom bangsa sendiri itu namanya mati SANGIT….anak-anak semua pada tertawa…
Alhamdulillah sekarang ini bangsa kita sudah merdeka, kita patut mencontoh para pahlawan-pahlawan bangsa ini, makanya setiap bulan Agustus ini banyak lomba dimana-mana sebagai simbol perjuangan. Nah untuk di SD Qu Hanifah, dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang ke-72 ini teman-teman kelas I dan II menyusuri jalan perkampungan di karanglo memuti sampah-sampah untuk kelas III kita akan berjalan kaki menuju panti asuhan al-ikhlas untuk memberikan jajan dan uang sedekah hari jumat ini. Alhamdulillah anak-anak kelas I dan II sangat antusias memumuti sampah yang kebetulan di area tersebut sedang ada warga yang bersih-bersih.
Untuk kelas III anak-anak dibekali mental terlebih dahulu sebelum berangkat ke lokasi, ustad Hudi menambahkan bahwa perjuangan itu berat karena pada dasarnya perjuangan itu “memberi”. Memberikan apa saja termasuk hal-hal yang kita senangi, kalau jaman dahulu tidak hanya harta benda bahkan nyawa mereka berikan untuk kemerdekaan bangsa ini. Untuk hari bagaimana kalau kita memberikan jajan / snack yang kita senangi ini kepada anak-anak yatim yang belum tentu bisa minum susu setiap hari atau mungkin belum pernah makan coklat yang teman-teman bisa makan setiap saat? dengan penuh semangat anak-anak menjawab “iyaaaaa”
Sesampai di lokasi anak-anak memberikan snack kepada anak yatim, kemudian kepala SD Qu juga memberikan hasil sedekah anak-anak ke pengurus panti. Dalam sambutnya ketua yayasan panti asuhan al-ikhlas menyampaikan banyak terimakasih dan merasa bangga karena dalam merayakan kemerdakaan ini diisi dengan cara berbagi dengan anak-anak dipanti asuhan, semoga anak-anak SD Qu Hanifah bisa istiqomah belajar Al-Qur’anya.
kemudian dilanjut anak-anak saling bersalaman dan pulang kembali ke sekolah, sesampai di sekolah anak-anak nampak mulai letih bahkan ada yang tanya snack. heheh namanya juga anak-anak, ustadz/zah hanya bilang dengan kode “perjuangan”.
untuk mama dan papa di rumah, terimakasih telah mensuport ananda menjadi anak yang suka berbagi. Momen kemerdekaan ini bisa menjadi pelajaran bersama untuk mendidik anak terbiasa berjuang sejak dini, sifat empati terhadap sesama kita latih setiap hari agar kelak lahirlah masyarakat baru Indonesia yang lebih baik lagi. aamiiin