Mencari jawaban, “What’s wrong?”

Mencari jawaban, kenapa sering sekali terjadi aksi tawuran oleh pelajar, minuman keras, narkoba, seks bebas, bahkan dikalangan orang yang lulus dari pendidikan melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme? padahal anggaran pendidikan sudah tinggi 20% dari APBD negara, pelajaran agama wajib pada semua jenjang pendidikan, termasuk pendidikan pancasila dari SD sampai perguruan tinggi juga diwajibkan, kurikulum berganti-ganti, kenapa? apa yang salah terhadap sistem pendidikan di Indonesia?

Ini jawabanya :

1. Pendidikan kita pengetahuan tentang moral dan agama belum sampai pada perilaku

2. Sistem pendidikan yang membangun kemampuan berfikir rendah (Lower order of thinking skills)

Sebelum penjelasan lebih lanjut, ada sebuah pertanyaan kalau yang kita tanam adalah biji korupsisemangka maka kita akan memanen buah semangka, kalau yang kita tanam adalah biji padi maka yang kita panen adalah padi . Pertanyaan selanjutnya kalau hari ini kita melihat bahwa bangsa ini sedang memanen korupsi, kekerasan, intoleransi dsb berarti dulu apa yang kita tanam? tidak mungkin kalau menanam kebaikan akan memanen keburukan, yang ada kalau menanam kebaikan pasti memanen kebaikan karena itu sunatullah. Lantas siapa yang salah yang menanam korupsi, kekerasan dsb? yang perlu kita bahas kali ini adalah bukan siapa yang salah tetapi bagaimana agar bangsa ini bisa bangkit dengan cara menanam hal-hal yang baik.

Sudah selayaknya mindset pendidikan kita dirubah, pendidikan tidak sebatas pada pengetahuan tetapi lebih dari itu harus sampai pada perubahan perilaku kearah yang lebih baik berupa moral atau karakter. Bagaimana agar bisa sampai pada perilaku? sebelum menjawab hal tersebut maka kita bisa analisis dahulu kenapa perilaku-perilaku negatif bisa terjadi. Perilaku negatif ini muncul dikarenakan oleh Negative Emotions diantaranya kawatir, takut, terancam, minder, stress, apatis, marah, dan sedih. Darimana Negative Emotions itu muncul? ternyata semua itu muncul karena 1) salah asuh di rumah 2) salah didik di sekolah. Maka akan muncul yang namanya Neurosis sangat berbahaya ketika anak sudah memiliki Neurosis maka yang akan terjadi adalah nurani dan empati tidak berkembang, kalau nurani dan empati sudah tidak berkembang otomatis yang terjadi adalah perilaku negatif, sombong, egois, merasa paling benar, agresif, fitnah dan sebagainya maka ketika dewasa melakukan Korupsi, Kekerasan dan sebagainya bagi dirinya tidak masalah karena hati nuraninya sudah tidak berkembang.

lantas pendidikan yang seperti apa baiknya? tunggu artikel selanjutnya… 😀

Yayasan Islam Lu’Lu’ul Maknun Indonesia (ILMI)

SD Qu Hanifah