Tanam bibit unggul agar panen pemimpin unggul!
Sering sekali kita mendengar bahwa bangsa ini dengan sumber kekayaan alam (SDA) yang sangat melimpah bahkan bisa dikatakan SDA bangsa ini merupakan terkaya di dunia, tetapi apakah dengan SDA terkaya didunia tersebut sebanding dengan kesejahteraan seluruh masyarakat bangsa ini? ada yang menjawab iya, ada pula yang mengatakan tidak. Kenapa? karena hanya segelintir orang dan kelompok tertentu yang menikmatinya sedangkan masyarakat umum masih banyak yang belum merasakan kesejahteraan yang mestinya diharapkan. Kenapa SDA yang begitu luas tetapi hanya segelintir orang yang menikmati? saya ingat pesan M.Gandhi, berikut pesanya “Sebenarnya dunia seisinya itu cukup untuk semua penghuninya tetapi karena ada satu saja orang yang serakah menjadikan dunia seisinya ini menjadi tidak cukup”
Begitu bahayanya sifat serakah bagi kelangsungan hidup manusia, padahal Allah telah menciptakan manusia dan bumi dengan seisinya sebenarnya sudah lebih dari cukup tetapi karena sifat serakah manusia itulah yang menjadikanya kacau balau. Contoh sederhana adalah masyarakat diwajibkan membayar pajak tetapi malah di korupsi, sunggu logika itu tidak masuk sama sekali jika manusia itu memiliki pemikiran yang sehat. Sungguh disayangkan negri yang begitu kaya dengan SDA ini belum mampu mengangkat masyarakatnya menjadi sejahterah, yang ada malah para pemimpinya ribut sendiri mengatasnamakan rakyat tetapi ujung-ujungnya untuk kepentingan perutnya sendiri.
Lantas apakah kita harus pasrah? TIDAK! dengan penuh optimis saya masih percaya bangsa ini bisa bangkit, dengan apa caranya? mari kita tanam bibit-bibit unggul untuk menghasilkan pemimping-pemimpin yang unggul. Sering saya menyebutkan bahwa apa yang kita tanam disitulah kita memanen, kalau akhir-akhir ini kita melihat banyak kejadian pemimpin negeri ini korup berarti dulu kita menanam benih-benih korup.
Kapan harus menanam bibit unggul? dimulai dari sekarang, waktunya kita fokus bersama membagun anak-anak kita menjadi generasi yang sholeh. Anak usia dini merupakan bibit-bibit yang bisa kita bentuk sesuai dengan apa yang kita inginkan, meskipun hasil atau panenya kita tidak bisa merasakanya tetapi paling tidak anak cucu kita bisa bangga dengan kita karena mewarisi sebuah peradaban yang baik, inilah yang disebut sebagai pelaku sejarah, tidak hanya sebagai saksi sejarah apalagi korban sejarah.
YAYASAN ISLAM LU’LU’UL MAKNUN INDONESIA (ILMI)
ILMI FOUNDATION
SD Qu Hanifah