Apa artinya aku ?

Tuhan,aku kenapa disini?
Sudah bosankah KAU tempatkan aku disurga?
Tuhan,kenapa KAU titipkan aku pada manusia yang sekarang kusebut itu orang tua?

Apakah karena mereka berdo’a?
Apakah mereka KAU anggap pantas menjagaku?
Jika memang mereka ingin,kenapa ada temanku yang dibunuh setelah lahir?
Hahahah….aku tahu,karena yang lahir tidak secantik aku kan?
Ish,,,ish,,,ish,,,tak patut. Tapi untungnya bukan orang tuaku.
Tapi Tuhan,aku kadang heran pada mereka.
Ketika mereka belum diberi harta,mereka meminta.
Setelah KAU beri mereka HartaMU yang berharga ,mereka sedikit sekali bersyukur.
Mereka masih saja berdoa,,Ya Allah,beri aku harta,beri aku risqi.
Dan Tuhan yang membuat aku sedih ,yang mereka anggap harta berharga itu ternayata bukan aku.
Mereka menyimpan sendiri emas-emas,perak mereka,sementara aku,sejak bayi dititipkan orang lain.
Maafkan aku tuhan ,bukannya aku tidak bersyukur.
Aku hanya sedikit menyayangkan saja,dan bertanya apakah mereka lebih banyak menjaga emas atau menjagaku?
Aku sedih Tuhan,saat aku sakit baru mereka ada waktu denganku.
Kadang aku berpikir,bagaimana kalau aku berdoa saja setiap hari agar aku sakit.
Biar mereka sadar,bahwa aku butuh mereka.
Mereka lupa waktu saat bekerja,dan sedikit sekali waktu mereka untukku.
Mereka berpikir jika mereka tidak bekerja mungkin kebutuhan mereka tak tercukupi.
Lalu kenapa mereka berpikir seperti itu?
Bukankah Firmanmu,bahwa setiap yang bernyawa sudah KAU tentukan risqinya?
Kenapa KAU tak ingatkan mereka?
Mereka menganggap pekerjaan mereka yang menghidupiku.
Mereka menganggap Uang yang mencukupkan kebutuhanku.
Sampai-sampai dua orang tuaku semuanya banting tulang,menacari uang.
Apa mereka tidak bekerja sama?
Bukankah bisa mereka bagi tugas,ayah kerja,biar mama yang jagain aku.
Mereka masih takut tidak tercukupi kebutuhannya?
Apa yang mereka pikir aku hanya butuh uang?
Apakah mereka pikir,orang-orang yang bekerja hanya ayah tidak tercukupi kebutuhannya?
Apakah uang bisa membuat mereka bahagia?
Ataukah sebenarnya tawaku dan candaku yang membuat mereka semangat bekerja dan bahagia?
Bukankah mereka tanpa sadar Syirik terhadapMU?
Mereka menuhankan uang,mereka menuhankan pekerjaan.
Mereka katakan Laa Illa Ha Illallah, tapi ada Tuhan lain dalam hidupnya.
Bukankah sesungguhnya itu semua karena cintamu? Aku dapat hidup?
Pekerjaan dan uang itu hanya perantara saja.
Tapi mereka begitu ketakutan ketika kehilangan uang.
Mereka begitu ketakutan saat kehilangan pekerjaan.
Sementara mereka tak sadar ,bahwa mereka sedikit sekali takut kehilanganMU.
Tuhan,tolong mereka ,genggam hati mereka agar kembali padaMU.
Mereka hanya menuruti hawa nafsunya.
Mereka katakan ,aku bekerja untuk anakku.
Anakku butuh uang untuk sekolah,makan,beli jajan, dan keinginannya yang lain.
Tuhan ,tolong ingatkan mereka bahwa aku tidak hanya cukup dengan materi.
Aku dibesarkan dengan cinta.
Aku dididik dengan teladhan.
Aku sehat karena nikmatMU,cerdas karena kasih sayangMU.
Aku hanya titipan,dan bukankah aku bukan hak milik mereka?
Suatu saat nanti aku kan kembali padaMU.

Hahahaha….aku tahu Tuhan,KAU tidak pernah salah memilihkan tempat bagi setiap hamba.
Aku yakin,suatu saat nanti mereka akan sadar,bahwa jawaban dari doa mereka itu aku.
Akulah yang KAU sebut Harta,meski mereka belum sadar.
Akulah yang KAU sebut karunia,karena dengan menjagaku mereka mendapat pahala.
Akulah yang KAU sebut sebagai hidayah,karena kelahiranku mereka jadi lebih kenal agama.
Aku sangat menyayangi mereka Tuhan.
Tolong sadarkan mereka,aku hanya bisa berdo’a ,tapi Engkau yang mengabulkan.
Mereka harus sadar,hidup mereka,anak mereka,harta mereka akan kembali padaMU.
Sampaikan salamku untuk orang tua dari teman-temanku yang sudah kembali padamu agar tenang.
Bagi mereka yang meninggalkan anak sholeh,akan mengalir pahala dari do’a-do’a anak-anak mereka.
Bagi mereka yang mendidik anaknya senantiasa bersedekah,akan mengalir padanya pahala anaknya setiap kali ia bersedekah.
Titip salam juga,kabarkan pada orang tuaku. Apapun tindakanku mereka juga akan mendapat balasannya.

Robbighfirli waliwalidayya warham humaa kamaa robbayana sighoro.
Dari seorang anak yang rindu kehadiran ibunya.
Lia Al Faruq