Indonesia dan Rendah Hati

Siapa yang tidak kenal Indonesia (dulu) dikenal sebagai Negara maritim,subur,yang ramah dan humanis. Terkenal dengan ribuan kebudayaan,banyak suku dan bahasa daerah yang berkembang. Terkenal dengan perikanannya,pantainya menyimpan jutaan spesies ikan dan trumbu karang,belum lagi keindahan bukit dan gunung yang ada disetiap ujung Indonesia. Berbagai agama hidup tentram bersandingan di dalam satu wadah kenegaraan yang bernama Indonesia,Bhineka Tunggal Ika semboyannya.

Ada masa-masa rindu akan keheningan malam,keceriaan permaianan anak-anak pada masa itu. Ada kerinduan di masa uang tidak begitu menjadi hal penting,karena memasak bisa metik sayur didepan rumah,bisa ambil buah disamping rumah,dan yangtak kalah hebatnya lagi adalah ada rindu pada uang Rp 500,- rupiah yang dulu bisa memborong berbagai macam jajanan. Aman tentram loh jinawi,seperti itulah Indonesia (dulu).
Francis Fukuyama dalam bukunya “Trust: The Social Virtues,and the creation of Prosperity),mengungkapkan bahwa keunggulan suatu Negara dapat ditentukan oleh social capital(modal sosial)yang tinggi. Masyarakat yang makmur ada pada Negara yang kehidupan sosialnya relative aman,sedikit konflik,dan terdapat toleransi yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat.
Apa itu Modal sosial tinggi?modal sosial adalah masyarakat yang mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi,rasa saling percaya yang tinggi(kepercayaan terhadap Tuhan maupun terhadap manusia),serta rendahnya tingkat konflik. Selanjutnya dikatakan bahwa hal ini dapat terwujud jika masing-masing individu dan golongan masyarakat menjunjung tinggi rasa saling hormat,kebersamaa,toleransi,kejujuran dan menjalankan kewajiban.
Abad 20,telah berlangsung dan dapat kita cermati perubahan apa yang terjadi di tubuh negeri kita ini. Silahkan sampaikan dan jawab sendiri,,,,!
Beragam suku,agama,budaya,pemikiran dan tujuan menjadikan Indonesia harus berjuang melihat tantangan yang semakin hari semakin besar agar tercipta masyarakat yang harmonis.
Brigitte Berger dan Peter Berger mengatakan bahwa untuk menyatukan masyarakat yang multikultural adalah bagaiman menciptakan manusia yang berkarakter(sholeh). Manusia ini akan membuat suasana menjadi kondusif,menumbuhkan rasa saling menghargai,menghormati dan rasa kebersamaan. Nilai- nilai ini akan menjadi perekat ampuh untuk hidup berdampingan.
Ibn Al Arabi mengatakn wujud Tuhan adalah mutlak atau satu,tetapi dalam tataran ciptaanya,segala sesuatunya adalah majemuk. Maksutnya adalah sesuatu selain Tuhan adalah majemuk,tidak mutlak(relatif),sebab hanya Tuhan saja yang Maha Tunggal atau Mutlak.
Lalu dijaman yang semodern ini sudahkah nilai nilai yang disebutkan diatas tercipta? Jawabannya ada pada diri kita sendiri, jangan menganggap bahwa permasalahan yang menimpa saudara kita dilain daerah adalah bukan tugas kitapula untuk membantu. Jangan dianggap bahwa kedamaian,ketentraman Indonesia itu hanya menjadi tugas aparat Negara,tugas presiden saja. Jangan menanggap bahwa tugas menjaga dan mengayomi itu hanya tugas polisi,tapi semua element masayarakat harus turut andil dalam semuanya,jangan hanya mau enakknya saja.
Tawuran pelajar misalya,apakah itu tugas pihak sekolah saja untuk menangani?tentu butuh bantuan dan dukungan dari para orang tua. Apakah isu pengkafiran sebuah golongan tertentu hanya menjadi urusan mereka yang berdebat?tentu bukan,ini tugas kita juga untuk mendamaikan,dengan cara-cara yang baik.
Manusia adalah Khalifah fil Ardhi,,,ingat ini ayat Allah dalam surat Al Baqarah,kita sebagai manusia adalah pemimpin di dunia. Lalu bagaimana seharusnya kita bersikap sebagai pemimpin?
Dalam sebuah hadist dikatakan bahwa Wanita adalah tiang Negara,ingat wanita adalah tiang Negara. Jadi jangan menanggap bahwa tugas mengamankan Negara,menentramkan Negara adalah tugas laki-laki saja atau aparat saja. Wanita berperan penting mendidik anak-anak generasi bangsa agar berakhlak mulia. Sebab cobaan besar pulalah bagi bangsa Indonesia jika para wanitanya “Rusak”.
Hadits lain dikatakan bahwa,semua pihak harus saling bahu membahu,Allah menakdirkan kita menjadi 4 bagian yang keempatnya harus menjalankan tugas dengan baik,yakni Ulama(orang yang berilmu),Aghniya(Orang kaya),Fuqoro(orang miskin),dan yang terakhir adalah Al Adl Umara(pemimpin yang adil). Lalu sudah tahukan kita berada diposisi mana?maka laksanakan tugas kita sebagai pemimpin dengan baik,dimulai dari memimpin diri sendiri,keluarga dan Negara.
Indonesia harus tetap dikenal sebagai Negara yang maritime,mulitikultural,berbudaya ,indah dan tentunya tetap rendah hati. Lalu ini menjadi tugas siapa? Anda tahu jawabannya…..

Wallahu’alam bishshowab,kebenaran datangnya dari Allah.
Sumber: Buku Ratna Megawangi”Menyemai Benih karakter” dan Hadist.
“Hidup masih untuk belajar,dan belajar selama kita hidup”

Lia Al Faruq