Keyakinan di Momentum Kemerdekaan
Assalamualaikum. wr.wb
Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sahabat, dan pengikutnya yang setia dengan ajaran beliau sampai hari akhir. Teriring doa, semoga Bapak/Ibu senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT dan diberi kemudahan dalam menjalankan aktivitas sehari – hari.
Alhamdulillah sebentar lagi kita akan dipertemukan kembali pada momentum yang luar biasa yaitu 17 Agustus, di berbagai ruas jalan kita sudah bisa melihat bendera merah putih dan hiasan yang beraneka ragam dengan corak khas merah dan putih. Tak hanya di ruas jalan besar saja bahkan gang-gang kecil tak luput dari pernak-pernik hiasan khas merah dan putih sebagai pertanda akan datangnya momen sepesial “Kemerdekaan Republik Indonesia”. Selain hiasan khas bendera merah dan putih berbagai lomba digelar untuk memeriahkan dan sebagai simbol perjuangan.
Namun, kemerdekaan yang ke-72 ini masih banyak PR yang harus dikerjakan oleh bangsa Indonesia seperti pemerataan kualitas pendidikan, kemiskinan, korupsi, penyalah gunaan narkoba, dan lain sebagainya. Kita sering disuguhkan berita-berita yang tidak mendidik bahkan bisa memunculkan konflik seperti berita hoax, berita penebar kebencian, porno grafi, dan lain sebagainya baik lewat televisi maupun media sosial.
Di kemerdekaan yang ke-72 ini kita mungkin masih melihat berbagai kehidupan yang begitu tidak “manusiawi” bagaimana tidak begitu mudah seorang mengubur atau membuang bayi yang baru lahir, membakar hidup-hidup orang yang diduga mencuri speaker sedangkan yang korupsi miliyaran bebas berkeliaran dan lain sebagainya yang tentu membuat kita akan menghela napas melihat fenomena-fenomena tersebut. Bingung dan bingung, bagaimana tidak? masyarakat diminta bayar pajak untuk menggaji mereka yang diamanati mengelola keuangan untuk kebermanfaatan bersama justru digunakan untuk memperkaya diri, yang seharusnya jadi pelayan masyarakat justru minta dilayani masyarakat bahkan masih mencuri uang rakyat miliyaran rupiah. Kelihatan pakainya rapi terlihat “alim”ternyata digunakan untuk menipu.
Bapak pendiri bangsa ini Bung Karno pernah mengatakan “Pejuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”.
Jadi teringat kisah Nabi Adam,A.S. dimana beliau di jebak oleh iblis yang berpakaian seperti malaikat ternyata menjerumuskan Nabi Adam A.S sehingga melanggar perintah Allah SWT. Dan sekarang berapa banyak manusia yang berpenampilan malaikat tetapi hatinya seperti “iblis” yang digunakan untuk menipu, untuk keuntungan pribadi atau istilahnya “Talbis”.
Tetapi ditengah keterpurukan ini kami masih punya keyakinan Fainnama’al ’usri yusro. Innama’al ’usri yusro. (Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan). Sudah menjadi takdir dari Allah SWT dialam semesta ini ada hitam-putih, baik-buruk, tinggi-renda, pria-wanita dan lain sebagainya. Jadi kalau bangsa ini terpuruk maka akan ada kebangkitan. Ya, kita harus yakin akan ada momen kebangkitan, kapan itu? hanya Allah yang Maha Tahu. sebagai manusia biasa kita hanya bisa yakin dan berencana dan keyakinan itu akan lahir pada 100 tahun kemerdekaan. Kalau kita hitung sekarang kemerdekaan ke 72 untuk menuju ke 100 butuh waktu 28 tahun lagi, artinya anak-anak kita yang sekarang ini di sekolah dasar usia 6-12 tahun ketika 100 tahun kemerdekaan anak-anak kita menginjak usia 30-40 tahun, artinya kelak anak-anak kita lah yang akan menggantikan kepemimpinan sekarang ini dengan pola-pola yang Allah akan membimbing langsung insyaAllah, karena kita melihat sekarang ini betapa banyak anak-anak sekolah dasar yang mulai belajar Al-Qur’an sebagai prioritas dalam pendidikanya. Aamiin…