Menghargai Profesi
“Perkenalkan,nama saya Cika,cita-cita saya ingin jadi Dokter”
“Perkenalkan,nama saya Nisa,cita-cita saya ingin jadi insinyur”
“Perkenalkan,nama saya Tami,cita-cita saya ingin jadi Model”
“Perkenalkan,nama saya Ana,cita-cita saya ingin jadi garbage street(pembersih jalan/lingkungan)”
sontak semua anak menertawakannya….
“hahahah,,,pak guru,masak cita-citanya ingin jadi pembersih jalan?..hahah mana keren?
“hahahah…pak guru ,mungkin dia takut punya mimpi yang tinggi,hahahha?
Ana menundukkan kepala,,”memangnya apa yang salah dengan cita-cita saya?
“Apa tidak ada cita-cita lain yang kamu impikan?…sahut pak guru.
“ Kalau menurut bapak,apakah cita-cita saya ini konyol?
“Cita-cita itu setinggi langit nak,jangan ragu untuk bermimpi”….kata pak guru.
“Bahkan dengan saya menjadi tukang sapu jalan,bukankah semua jalan akan Nampak indah?terawat?apakah cita-cita saya kurang tinggi?,,sahut Ana yang kala itu masih duduk dibangku kelas 1 SMP.
Bercita-citalah setinggi langit,itulah doktrin yang dari dulu guru kita sampaikan. Apkah salah?hehehehh….silahkan jawab sendiri.
Hampir seluruh anak Indonesia ,kalau ditanya cita-citanya pasti mempunya jawaban yang standar seperti inginjadi dokter,ingin jadi insinyur,ingin jadi professor,ingin jadi artis,ingin jadi presiden. Ketika ada yang menjawab selain itu,misalnya ingin jadi tukang cat,petani,tukang cat,,,bisa kita tebak respon dari orang tua atau guru,pasti tidak senang dan menyarankan untuk ganti cita-cita.
Hal ini lah yang menurut Ratna Megawangi menjadi penyebab rendahnya mutu dan kualitas pekerja yang ada di Indonesia. Sebab sejak kecil sudah dijejali dengan doktrin bahwa menjadi orang sukses itu adalah orang yang cita-citanya tinggi,dan yang bekerja sebagai dokter,insinyur,kantoran dsb. Kita sangat jarang sekali diperkenalakan bahwa pelukis juga bisa menjadi orang sukses,bahwa petani juga bisa orang sukses,jarang diperkenalkan bahwa semua pekerjaan itu baik.
Howard Gardner memperkenalakan istilah Multiple Intelegence(kecerdasan majemuk). Orang cerdas menurut Gardner adalah orang yang mampuhidup mandiri dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain,apapun profesinya. Padahal Allah telah menciptakan manusia ,dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Apakah kita masih perlu mendoktrin anak kita untuk sukses yang macam jadi gubernur,jadi presiden.jadi dokter?
Sedangkan kita diciptakan dengan keadaan yang berbeda-beda,ada yang cerdas IQ nya sehingga bisa meraih gelar doctor,professor dsb. Tetapi ada juga yang cerdas dalam hal lain misalnya motoriknya,musiknya,cerdas emosinya.
Jadi bukankah seorang yang tuna grahita pun( cacat mental) kalau terampil membuat sapu ijuk misalnya,tetap bisa dikatakan cerdas.
Berhubung anak-anak kita sudah terlanjur dikenalkan dan ditanamkan bahwa mereka harus memiliki cita-cita setinggi langit yang ukurannya pada kognitif,maka besar dari mereka tidak mampu mencapainya. Ketika mereka tidak mampu mewujudkan cita-citanya mereka merasa gagal. Mungkin suatu saat mereka akan bekerja sebagai petani,supir angkot,sopir truk,tukang tembok mereka akan melakukannya dengan terpaksa.Ya …tentu saja sebab itu bukan pekerjaan yang ia idam-idamkan.
Lalu kalau sekarang kita lihat bahwa mutu para pekerja itu kurang baik,kemudian tidak menghasilkan karya yang baik,tidak menjadi polisi yang baik,kira-kira itu akibat dari apa?
Ratna Megawangi berbagi pengalamnnya ketika saat anaknya TK di Massachussets,AS…Guru-guru disana merespon berbeda dari orang Indonesia. Anaknya berkata ia bercita cita ingin jadi supir truk.
“Perkenalkan,saya Lutfi saya inginjadi supir truk..”
Dengan bangga salah seorang guru merespon.” Bagus sekali nak,nanti kamu kan bisa pergi menjelajahi kemana saja,dan jadilah supir truk yang paling hebat”
Ada lagi salah satu temannya yang ingin menjadi pemadam kebakaran.
“Selamat pagi teman-teman,perkenalakan saya Stephen ,saya ingin jadi pemadam kebakaran.”
Dan dengan respon yang sama sang guru menyahut,’’Luar biasa sekali nak,kamu bisa menolong banyak orang,kamu juga pahlawan.”
Dengan respon kita yang seperti inilah cara kita menyampaikan bahwa jadi apapun itu semuanya baik,semua profesi itu hebat. Menghargai profesi apapun dari kecil akan membuat kita menjadi orang yang bertanggung jawab dan bangga dengan apapun pekerjaan kita.
Suatu saat nanti akan ada tukang cat yang amanah dan bahagiaketika bekerja sebab ia menghargai pekerjaanya,akan ada tukang ledeng yang amanah dan pekerjaan yang lain yang dilakukan penuh suka cita. Semoga….
Wallahu’alam Bishshowab,kebenaran datangnya hanya dari Allah.
“Hidup masih untuk belajar,belajar selama kita hidup”
Lia Al Faruq