Bisa karena terbiasa.,,,,”yuk,jujur”

Jujur… adalah kata yang singkat namun sarat makna yang dalam. Ingat apa yang kita tanam maka itulah yang akan kita panen. Memiliki anak yang jujur,penurut,mandiri tentu harapan semua orangtua. Tapi sadarkah kita sebenarnya banyak orang tua yang sejak kecil mengajarkan ketidakjujuran. Masih gak percaya?

Coba cek ..siapa yang tidak pernah melakukan adegan ini.
“Nina…ayo makan nak!”
“Gak mauuu,,,,gak enak..”
“Ayo lah nak,,dua suapan saja,sayur itu sehat untuk badan”
“Gak mau !
“ih,,coba lihat ada pak polisi,nanti ditangkap lo kalau gak mau makan”
Atau dengan begini..” kalo ndak mau makan ,bunda ajak kedokter ya biar disuntik”
Hayo siapa diantara kita yang pernah begini?hehehe… : D
Ya sudah – sudah,tidak usah saling tuduh,hehehe,,,,kita pasti pernah keceplosan begitu. Nah ternyata tanpa kita sadari hal macam ini membekas didalam ingatan anak,dan meniru bahwa tidak jujur itu boleh. Selain itu akan mengakibatkan pobia juga terhadap orang-orang tertentu,misalnya takut dengan polisi,gendoruwo,dokter,bahkan kucing karena sering ditakut-takuti dengan cara seperti itu.
Sudah berapa lama kebohongan itu kita tanamkan dalam diri anak? Arti kejujuran yang salah satunya adalah berkata benar. Kita jujur ketika kita mengatakan sesuatu yang benar-benar terjadi. Lalu apa yang akan terjadi jika sejak kecil tanpa sadar kita mengajarkan kebohongan? Tentu saja bisa kita lihat sekarang,disekolah saat ulangan menyontek,mbolos,tawuran,uang spp ngakunya udah dibayar ternyata belum,ini kan bahaya.!!
Kita mengharap memiliki generasi penerus yang amanah tetapi kita sendiri tidak punya cukup bekal untuk itu,akhirnya yang terjadi sejak kecil kita ajari berbohong.
Bisa kita rubah mulai sekarang,sebelum anak kita besar dan terlambat untuk merubah. Bisa dimuali dari misalnya “ancaman” yang dahulu menggunakan pak polisi,pak dokter,suntik atau sebagainya bisa diganti dengan yang lebih kongkret dan benar. Misalnya “kalau kakak masih ndak mau makan sayur berarti kakak harus mengurangi porsi makan daging atau ayamnya.(sembari mengurangi porsi daging yang ada dipiring). “Kalau kakak ndak mau mandi sekarang,berarti kakak nanti kehilangan waktu untuk main game atau nonton tv.” Atau begini “Bunda,ambil boneka adek yang ini,Bunda mau simpan dikamar Bunda, kalau adek masih merengek kalau minta sesuatu”,(sambil mengambil boneka).
Namun perlu waspada anak tidak suka diancam,jangankan anak kita sebagai orang dewasa saja tidak suka diancam,maka bisa diberi opsi lain yaitu dua pilihan. Misalnya “ Kakak mandi sekarang Bunda anter,atau mau mandi sendirian?. “ kakak mau makan sekarang bunda suapin,atau makan nanti tapi sendiri?. “Adek milih makan sayur yang banyak terus daging ayam juga banyak atau daging sedikit sayur yang banyak?.hehehehehhe,,,,sama-sama pilihan yang berat yah..
Perlu diingat bahwa anak usia 4 sd 5 tahun sering berimajinasi,sebab mereka belum dapat membedakan antara realitas sebenarnya dengan fantasi. Misalnya anak usia 4 tahun berkata,”Aku sekarang kelas 5 SD “,atau “ Tadi aku lihat naga,besarrrr banget” Nah hal seperti ini bisa kita tanggapi misalnya dengan,” iya saying,kamu sedang berandai-andai sudah kelas 5 SD tapi sekarang kakak baru kelas TK,kalau kakak semangat belajar insyallah bisa.” Atau “ Wah naga besar?dimana itu?naga seperti itu hanya ada di film sayang,kalau ular yang besar Bunda pernah lihat.
Masih ingat cerita sang penggembala dan seekor serigala itu?cerita yang populer karena sang penggembala sering berbohong pada warga dengan berteriak ada serigala. Kebohongannya ini sudah berkali-kali hingga suatu saat seekor serigala benar-benar melahap kambing-kambingnya sampai habisdan tidak ada wrga yang percaya karena kebiasaan bohongnya
Gunakan waktu saat kita bersama dengan kualitas yang baik,bisa dengan dongeng inspiratif ,film para nabi atau yang lainnya.

Sumber : “Buku-buku Ratna Megawangi”
“Hidup untuk belajar,belajar untuk hidup”

Lia Al Faruq