Senjata ampuh !!

Curhat part 1.
Uztadzah saya bingung,Bagaimana ya caranya mengatasi anak yang menjadikan tangisan sebagai senjata untuk mendapatkan keinginannya?

>> “maa,aduh gigiku saaakiiitt….” Rengek Didi.
“ mama kan .sudah sering bilang jangan kebanyakan makan permen,nih akibatnya sakit lagikan?”
“kan mama yang beliin permen”
“iya,tapi Didi yang merengek,nangis sampai orang satu kampung denger,iya kan?’’

Tanggapan:
Dear,,,mama dan papa yang bijaksana,ketika anak menggunakan tangisan untuk memperoleh apa yang ia inginkan dan kemudian berhasil,maka pada kesempatan berikutnya ia akan mengulanginya lagi. Jika hal ini tidak segera diatasi bisa jadi ini akan menjadi hal yang berulang terus menerus dan bukan tidak mungkin akan disertai perlawanan yang semakin keras.
Saat keinginan anak belum bisa terpenuhi,sebaiknya katakanlah terus terang bahwa untuk saat ini kita belum bisa mengabulkan keinginannya. Biasanya respon anak adalah menolak dan menangis,tetapi kita harus tetap tenang dan tidak terpancingakan ulahnya.
Tetaplah konsisten dan jangan mudah luluh karena tangisannya,kemudian menuruti kehendak anak. Atau jika anak tetap saja menangis,beri ia motivasi,,” Mama tahu kamu anak yang baik,nanti kalau sudah selesai menangis bilang sama mama ya…”
ini teknik yang susah dilakukan ,dimana sampai saat ini akan banyak orang yang beranggapan bahwa tega banget hati orang tua membiarkan anaknya menangis begitu. Padahal,inilah yang dimaksud ketegasan dan konsistensi. Bukan berarti tidak saying atau tidak peduli. Sikap tegas dan konsisten akan membuat anak sadar bahwa tangis dan marahnya tidak mempan untuk membuat kompromi dengan ayah/ibunya.
Dan sebagai orang tua sebaiknya,hindari kata-kata yang melemahkan seperti,”Dasar kamu anak cengeng,selalu merepotkan,selalu menyusahkan. Atau dengan ancaman kosong,seperti “awas ya nanti kalau mama pergi ,tidak diajak lagi.”

Lalu Ustadzah,misalnya dia “Tantrum “ di tempat ramai bagaimana?kalau nangis kenceng sambil jerit-jerit kan bikin malu?
Tanggapan:
Biasanya orang tua akan merasa sangat kesulitan jika anak kita “tantrum” di tempat umum. Kemudian kita akan memberikan solusi pada anak,,”Yasudah ..tapi kali ini saja ya…” atau “ yasudah,ambil satu saja ya!!.
Jika hal ini terjadi maka,anak akan belajar taktik baru untuk meraih keinginannya. Dan ia bersorak sorai,,”Yess,,,sekarang aku tahu cara ampuh menaklukan hati ayah dan ibuku.”
Sebenarnya,menjerit-jerit adalah proses eskalasi setelah merasa gagal menggunakan tangisan sebagai alat memenuhi keinginannya. Awalnya mungkin anak rewel,lalu meningkat menjadi menangis,kemudian menjerit-jerit atau meraung-raung,hingga menarik baju sampai robek,atau bahkan merusak barang yang ada didekatnya.
Kalau sudah terlanjur bagaimana?
Cara terbaik adalah,berilah anak kita beberapa lama mereka boleh menangis. Misalnya “sepuluh detik lagi ya untuk menangisnya,,nanti kalau masih nangis Ayah tinggal..”..Lalu setelah reda,beri ia pelukan dan pujian….”kamu hebat bisa mengendalikan emosi,ayah yakin kamu anak hebat”.
Silahkan dicoba,,,Eits ngurus anak jangan coba-coba ya,,cari tahu ilmunya.

Sumber; Buku Ayah Edy

“Hidup untuk belajar,belajar untuk hidup”
Lia al faruq.